Beranda / Lifestyle

3 Bentuk Kekerasan yang Sering Dialami Anak Perempuan Indonesia, Kebanyakan saat Berpacaran

life.terasjakarta.id - Jumat, 5 April 2024 | 18:00 WIB

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link

Bentuk kekerasan yang sering terjadi terhadap anak perempuan di Indonesia.(foto: freepik)

Penulis : Cahyono
Editor : Cahyono

JAKARTA, TERASJAKARTA.ID - Bentuk kekerasan terhadap anak perempuan di Indonesia masih sering terjadi baik secara langsung atau pun tidak langsung.

Bentuk kekerasan terhadap perempuan bisa didapat melalui lingkungan fisik dan bisa juga lewat online.

Berdasarkan data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA) pada Januari 2024, terdapat 4.626 kasus kekerasan yang dialami oleh anak perempuan.

Baca Juga : Wow! X Twitter Buka Lowongan Kerja Besar-Besaran Untuk Tim Keamanan Konten Kekerasan Anak

Gender Equality and Social Inclusion (GESI) Specialist Plan Indonesia, Rani Hastari mencatat ada tiga bentuk kekerasan yang sering dialami anak perempuan Indonesia.

Berikut ulasannya:

1. Perkawinan anak

Rani mengatakan, perkawinan anak merupakan salah satu bentuk kekerasan terhadap anak perempuan.

Menurutnya, perkawinan anak juga adalah kekerasan berbasis gender karena dampaknya sangat besar terhadap anak perempuan. 

"Terutama karena dia tidak bisa sekolah, tidak bisa mendapatkan penghasilan yang layak, serta berpotensi terhadap kehamilan yang berisiko," katanya di acara Plan Indonesia di Jakarta pada Selasa, 3 April 2024.

Di sisi lain, perkawinan anak juga dapat menyebabkan keturunannya mengidap stunting yang hingga kini angka kasusnya sangat tinggi di Indonesia. 

Baca Juga : Kenali Prosedur Pemeriksaan Visum Korban Kekerasan, Cek Juga Biayanya di Sini

2. Kekerasan berbasis gender online (KBGO)

Bentuk kekerasan terhadap anak perempuan selanjutnya yang sering dialami adalah kekerasan berbasis gender online (KBGO).

Menurut Rani, berdasarkan laporan Plan Indonesia melalui State of the World's Girls 2020, sebanyak 56 persen pelaku kekerasan pada anak perempuan usia 15-24 tahun di Indonesia adalah orang-orang yang dikenalinya melalui online. 

Bahkan, kata Rani, 1 dari 4 anak yang mengalami KBGO tersebut juga merasa tidak aman di lingkungan fisiknya.

"Jadi bukan di online saja. Dan 56 persen anak perempuan mendengar atau tahu, atau juga mengalami KBGO," kata Rani. 

3. Kekerasan saat berpacaran

Kekerasan lainnya yang juga banyak dialami anak-anak perempuan Indonesia yakni kekerasan saat berpacaran.

Biasanya kekerasan dalam berpacaran bisa terjadi baik itu secara fisik, psikologis maupun seksual.

Saking biasa terjadi, banyak anak perempuan yang merasa wajar jika dipukul oleh sang kekasih. 

"Merasa itu hal yang wajar karena kesalahannya," kata Rani.

Baca Juga : Dua Pos Pengaduan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Dibangun di Jakpus

"Ini bahayanya kan dinormalisasi kekerasan itu sendiri, yang bahkan menginternalisasi di dalam dirinya ketika merasa pantas dipukul oleh pacarnya," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link