Beranda / Lifestyle

Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk, Topik dalam Debat Capres 2024

life.terasjakarta.id - Senin, 5 Februari 2024 | 10:59 WIB

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link
Perbedaan stunting dan gizi buruk yang menjadi topik pembahasan dalam debat kelima Pilpres 2024. (Freepik/jcomp)

Perbedaan stunting dan gizi buruk yang menjadi topik pembahasan dalam debat kelima Pilpres 2024. (Freepik/jcomp)

Penulis : Adinda Salsabila
Editor : Adinda Salsabila

JAKARTA, TERASJAKARTA.ID - Permasalahan stunting dan gizi buruk menjadi topik yang dibahas dalam debat ketiga calon presiden (capres) atau Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Debat kelima Pilpres 2024 digelar di Jakarta Convention Center, Minggu, 4 Februari 2024.

Stunting dan gizi buruk menjadi salah satu topik yang dibahas saat capres nomor urut 2, Prabowo Subianto bertanya pada capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo.

Baca Juga : BBPOM di Jakarta Edukasi Warga Kalibaru 'Cerdas Memilih Pangan yang Aman dan Bermutu, Ayo Cegah Stunting!'

Prabowo bertanya mengenai pendapat Ganjar soal memberikan makanan bergizi kepada anak-anak untuk mengatasi permasalahan stunting.

Namun, Ganjar justru tak setuju mengenai program Prabowo tersebut.

Menurut Ganjar pencegahan tersebut tak bisa diatasi dengan bagi-bagi makanan bergizi secara gratis.

Sebab, pencegahan stunting diawali dengan memperhatikan kesehatan ibu hamil, bukan ketika anak-anak sudah dilahirkan.

Baca Juga : Monitoring Penurunan Stunting di Kecamatan Pancoran, 80 Anak Diduga Terindikasi

Jika makanan bergizi diberikan kepada anak-anak yang sudah dilahirkan, maka permasalahan yang ada adalah gizi buruk.

Capres nomor urut 3 itu kemudian menegaskan bahwa permasalahan stunting dan gizi buruk merupakan dua kondisi yang berbeda.

"Kalau sudah lahir dan tumbuh, itu gizi buruk. Jadi jangan sampai confused antara stunting dan gizi buruk," kata Ganjar.

Kedua topik tersebut pun kemudian menjadi pertanyaan bagi masyarakat.

Lantas, apa perbedaan stunting dan gizi buruk? Simak informasi lengkapnya di bawah ini.

Melansir dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), stunting merupaan permasalahan gizi kronis yang disebabkan kurangnya asupan gizi dalam rentang yang cukup waktu lama.

Umumnya, permasalahan gizi ini terjadi karena asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.

Permasalahan stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru akan terlihat saat usia anak menginjak dua tahun.

Stunting bagi UNICEF didefinisikan presentasi anak-anak usia 0-59 bulan dengan tinggi badan di bawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis).

Kondisi tersebut dapat diukur dengan menggunakan standar pertumbuhan anak yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO).

Tak hanya mengalami pertumbuhan yang terhambat, stunting juga kerap kali dikaitkan dengan penyebab perkembangan otak yang tidak maksimal.

Kondisi tersebut nyatanya dapat memengaruhi kemampuan mental dan belajar tidak maksimal, dan prestasi belajar yang buruk bagi anak.

Selain itu, efek jangka panjang yang disebabkan dari stunting sering kali dianggap sebagai salah satu risiko penyakit diabetes, obesitas, hipertensi, bahkan kematian akibat infeksi.

Sementara itu, gizi buruk adalah kondisi tubuh yang tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi tubuh.

Pada bayi dan balita, gizi buruk menjadi kondisi yang sangat kritis, lantaran masa tersebut merupakan periode penting bagi pertumbuhan otak, organ tubuh, dan pembentukan sistem imun.

Berbeda dengan stunting yang dimulai dari dalam kandungan, gizi buruk terjadi saat bayi sudah dilahirkan.

Artinya, dengan kata lain stunting adalah permasalahan gizi yang lebih kronis jika dibandingkan dengan gizi buruk.

Hal ini dikarenakan stunting merupakan kondisi gagal tumbuh.

Perbedaan Penyebab Stunting dan Gizi Buruk

Adoption Nutrition menyebut, stunting berkembang dalam jangka panjang, lantaran kombinasi dari sejumlah faktor-faktor.

Adapun penyebab stunting yang disebutkan dalam laman Adoption Nutrition sebagai berikut

  • Retardasi pertumbuhan intrauterine
  • Kurang gizi kronis dalam waktu lama
  • Perubahan hormon yang dipicu oleh stres
  • sering menderita infeksi saat awal kehamilan
  • Kurangnya protein dalam proporsi total asupan kalori

Sementara itu, penyebab seseorang mengalami gizi buruk sangat kompleks dan bisa bervariasi, di antaranya sebagai berikut.

Infeksi berulang, seperti diare dan penyakit lainnya yang dapat mengurangi nafsu makan dan kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi

  • Kurangnya edukasi tentang kebutuhan gizi bayi dan balita
  • Tidak mendapat asupan makanan yang cukup, baik kuantitas maupun kualitas
  • Kurangnya air bersih dan sanitasi yang bisa meningkatkan risiko infeksi
  • Kemiskinan
  • Akses terbatas ke sumber daya
  • Ketidakstabilan ekonomi

Perbedaan Gejala Stunting dan Gizi Buruk

Gejala Stunting

  • Memiliki tinggi yang lebih pendek untuk anak seusianya
  • Proporsi tubuh cenderung normal, tetapi anak tampak lebih muda atau kecil untuk usianya
  • Berat badan rendah untuk anak seusianya
  • Pertumbuhan tulang tertunda

Gejala Gizi Buruk

  • Berat badan rendah untuk usia anak
  • Stunting
  • Perlekatan otot dan lemak subkutan berkurang
  • Lemah, lesu, dan kurangnya energi
  • Kulit kering, rambut tipis, dan mungkin berubah
  • Sistem imun yang lemah dan sering sakit

Perbedaan Cara Mencegah Stunting dan Gizi Buruk

Stunting yang disebabkan karena asupan gizi kurang bisa dicegah dengan memenuhi kebutuhan gizi yang sesuai.

Kondisi ini umumnya terjadi karena diakibatkan kurangnya asupan nutrisi pada 1.000 hari pertama anak.

Di mana hitungan 1.000 hari dimulai sejak janin sampai anak berusia 2 tahun.

Oleh sebab itu, pencegahan sebaiknya dilakukan sedini mungkin.

Asupan nutrisi yang baik sangat dianjurkan dikonsumsi oleh ibu hamil pada usia 1.000 hari pertama kehidupan.

Pada saat bayi telah lahir, penelitian untuk mencegah stunting menunjukkan bahwa konsumsi protein sangat memengaruhi pertambahan tinggi dan berat badan anak di atas 6 bulan.

Sementara itu, untuk mencegah terjadinya gizi buruk, orang tua disarankan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang.

Selain itu, mengurangi hambatan ekonomi atau logistik dalam mendapatkan makanan bergizi, mencegah infeksi yang dapat mengurangi asupan dan penyerapan nutrisi.

Kemudian, akses ke air bersih dan sanitasi yang layak.

Demikian informasi terkait perbedaan stunting dan gizi buruk yang menjadi topik pembahasan dalam debat kelima Pilpres 2024. Jangan sampai keliru!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link