JAKARTA, TERASJAKARTA.ID - Kepolisian Korea Selatan resmi menetapkan Yoo Ah In sebagai tersangka karena penyalahgunaan propofol dan ganja.

Mengutip dari TV Chosun, setelah hasil tes rambut keluar, pihak kepolisian akan langsung menetapkan Yoo Ah In menjadi tersangka.

Diketahui, sampel rambut aktor tersebut positif mengandung propofol.

Baca Juga : Yoo Ah-in Dikonfirmasi Positif Gunakan Propofol

"Institut Investigasi ilmiah Nasional melakukan pemeriksaan pada rambut Yoo Ah In, dinyatakan positif mengandung propofol," kata laporan TV Chosun.

Selain Yoo Ah In, nama-nama selebriti Korea Selatan seperti Wheesung, aktor Ha Jung-Woo, hingga aktris Park Si-Yeon, Lee Seung Yeon, dan Jang Mi-Inae juga pernah dijatuhi hukuman, karena menggunakan propofol, seperti dikutip dari Manilla Buletin.

Mengenal Propofol

Propovol (diprivan) bekerja dengan memperlambat aktivitas otak dan sistem saraf, dikutip dari Drugs.

Baca Juga : Yoo Ah-in Positif Konsumsi Ganja, Agensi Beri Tanggapan

Obat ini digunakan untuk membuat seseorang tertidur selama anestesi umum ketika menjalani operasi atau prosedur medis lainnya, bisa digunakan pada orang dewasa dan anak-anak di atas 2 bulan.

Propofol juga dapat menenangkan pasien yang berada di bawah perawatan kritis.

Zat ini disuntikkan oleh penyedia layanan kesehatan ke dalam vena melalui infus.

Setelah itu, kita akan rileks dan tertidur sangat cepat.

Pernapasan, tekanan darah , kadar oksigen, fungsi ginjal, dan tanda-tanda vital lainnya juga harus diawasi dengan ketat saat kita berada di bawah pengaruh propofol.

Baca Juga : 3 Rekomendasi Tempat Wisata Romantis di Korea Selatan, Cocok untuk Hari Valentine

Propofol di Korea Selatan

Di Korea Selatan, propofol diklasifikasikan sebagai obat psikoaktif pada 2011 dan ilegal untuk penggunaan selain prosedur bedah, dikutip dari Korea Times.

Kementerian Keamanan Pangan dan Obat-obatan Korea Selatan telah mengingatkan konsekuensi fatal dari penggunaan propofol.

"Kebiasaan penggunaan obat menyebabkan kecanduan dan efek samping yang serius seperti insomnia, depresi, agresi impulsif, halusinasi pendengaran dan visual dan kematian," kata seorang pejabat divisi keamanan obat kementerian.